Sustainable Development Goals (SDGs)
Merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030.
Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (the 2030 Agenda for Sustainable Development atau SDGs) adalah kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan yang bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. SDGs/TPB diberlakukan dengan prinsip-prinsip universal, integrasi dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak akan ada seorang pun yang terlewatkan atau “No-one Left Behind”. SDGs terdiri dari 17 Tujuan dan 169 target dalam rangka melanjutkan upaya dan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir akhir pada tahun 2015 lalu.
SDGs Desa : Pengertian, Tujuan, dan Sasarannya
SDGs desa merupakan role pembangunan berkelanjutan yang akan masuk dalam program prioritas penggunaan dana desa tahun 2021.
Sustainable Development Goals disingkat SDGs sebenarnya sudah tidak asing lagi di telinga saya.
Terhitung sejak 2012, saya telah mendengar istilah ini, saat diadakan konferensi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Rio de Janeiro, menggantikan program MDGs (Millennium Development Goals) yang sebelumnya telah disusun di tahun 2020.
Ada sejumlah isu universal yang diangkat MDGs sebelum akhirnya resmi diganti menjadi SDGs. Isu itu, antara lain seputar penanganan kelaparan yang ekstrim, mencegah penyakit mematikan, dan memperluas pendidikan bagi anak diatas prioritas pembangunan lainnya.
Sejak 15 tahun, mengutip undp.org, MDGs telah mendorong kemajuan dibeberapa bidang penting : mengurangi kemiskinan, menyediakan akses air dan sanitasi, menurunkan angka kematian anak, dan meningkatkan kesehatan ibu secara drastis.
Selain itu, ada prestasi penting lain yang telah diraih MDGs secara global.
- Lebih dari 1 miliar orang telah dientaskan dari kemiskinan ekstrem (sejak 1990)
- Kematian anak turun lebih dari setengah (sejak 1990)
- Jumlah anak putus sekolah telah turun lebih dari setengah (sejak 1990)
- Infeksi HIV / AIDS turun hampir 40 persen (sejak 2000)
Bertopang pada pengalaman dan dengan semakin kompleknya permasalah yang tengah di hadapi oleh dunia terutama mengenai ancaman perubahan iklim, kesetaraan gender atau kesehatan, pemberantasan kemiskinan, dan mendorong perdamaian guna masyarakat yang inklusif.
Maka disepakatilah SDGs di COP21 Paris Climate Conference pada tahun 2015 dan bertepatan dengan kesepakatan bersejarah lainnya.
Baru setelahnya, di tahun 2017, Indonesia menurunkan dengan lahirnya Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Nasional Berkelanjutan atau SDGs Nasional.
SDGs Desa
Berkaca pada data dan sejauh saya berselayar di mesin pencari (google). SDGs baru diterapkan secara nasional.
Artinya, jika Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar ingin merumuskan dan memasukannya ke dalam Permendesa yang mengatur prioritas dana desa 2021.
Maka role model pembangunan keberlanjutan ini baru kali pertama diterapkan di desa bahkan dunia.
Apa itu SDGs Desa?
Mengutip dari beberapa diskusi yang telah disampaikan oleh Menteri Desa , saya bisa sedikit menarik kesimpulan.
Bahwa apa yang dimaksud SDGs desa adalah role model pembangunan keberlanjutan dengan menitik beratkan unsur kearifan lokal dan religiusitas sebagai poin utama.
Sasaran dan Tujuan SDGs Desa?
Mengutip kemendesa.go.id, setidaknya ada 18 tujuan pembangunan keberlanjutan melalui SDGs desa :
- Desa tanpa kemiskinan
- Desa tanpa kelaparan
- Desa sehat dan sejahtera
- Pendidikan desa berkualitas
- Desa berkesetaraan gender
- Desa layak air bersih dan sanitasi
- Desa yang berenergi bersih dan terbarukan
- Pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi desa
- Inovasi dan infrastruktur desa
- Desa tanpa kesenjangan
- Kawasan pemukiman desa berkelanjutan
- Konsumsi dan produksi desa yang sadar lingkungan
- Pengendalian dan perubahan iklim oleh desa
- Ekosistem laut desa
- Ekosistem daratan desa
- Desa damai dan berkeadilan
- Kemitraan untuk pembangunan desa
- Kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.
Namun, bila merujuk pada undp.org setidaknya ada 17 sasaran yang perlu dicapai dari program SDGs :
- Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk dimanapun (No Poverty)
- Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi serta mempromosikan pertanian berkelanjutan (Zero Hunger)
- Menjamin hidup sehat dan meningkatkan kesejahteraan untuk semua usia (Good Healt and Well Being)
- Memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil serta memperomosikan kesempatan belajar seumur hidup (Quality Education)
- Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua wanita dan anak perempuan (Gender Equality)
- Memastikan ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua (Clean Water and Sanitation)
- Memastikan akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua (Affordable and Clean Energy)
- Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, inklusif, dan keberlanjutan lapangan kerja penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua (Decent Work and Economic Growth)
- Membangun infrastruktur yang tahan banting, mendorong indrustialisasi yang inklusif dan keberlanjutan, serta mendorong inovasi (Industry, Inovation, and Infrastructure)
- Mengurangi ketimpangan di dalam dan antar negara (Reduced Inequalities)
- Menjadikan kota dan pemukiman aman, tangguh, inklusif, dan keberlanjutan (Sustainable Cities and Communities)
- Memastikan pola komsumsi dan produksi yang berkelanjutan (Responsible Consumption and Production)
- Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya (Climate Action)
- Melestarikan dan secara keberlanjutan menggunakan samudra, laut, dan sumber daya laut untuk pembangunan keberlanjutan (Life Below Water)
- Melindungi, memulihkan dan mempromosikan penggunaan ekosistem darat secara keberlanjutan, mengelola hutan secara keberlanjutan, memerangi pengundulan gunung, dan menghentikan serta mengembalikan degredasi lahan dan menghentikan hilangnya keaneragaman hayati (Life On Land)
- Mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan keberlanjutan, memberikan akses keadilan bagi semua dan membangun lembaga yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua tingkatan (Peace, Justice and Strong Institutions)
- Memperkuat sarana implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan keberlanjutan (Partnership for The Goals).
Tipe Desa sesuai SDGs Desa
Berdasarkan tipenya, Desa dibagi lagi kedalam program SDGs Desa menjadi beberapa bagian, diantaranya :
1. Desa Tanpa Kemiskinan dan Kelaparan
Tipe ini memiliki 2 tujuan dari SDGs Desa, antara lain :
a. Desa Tanpa Kemiskinan
- Tingkat kemiskinan desa mencapai 0%
- Persentase warga desa peserta SJSN Bidang Kesehatan dan Ketenagakerjaan mencapai 100%
- Keluarga miskin penerima bantuan sosial mencapai 100%
- Keluarga miskin mendapat layanan kesehatan, pendidikan, air bersih, dan hunian layak mencapai 100%
- Keluarga miskin korban bencana yang ditangani mencapai 100%
b. Desa Tanpa Kelaparan
- Prevalensi kurang gizi, kurus, stunting, anemia turun menjadi 0%
- Prevalensi bayi mendapat ASI eksklusif mencapai 100%
- Ada kawasan pertanian pangan berkelanjutan
2. Desa Ekonomi Tumbuh Merata
Tipe ini memiliki 4 tujuan dari SDGs Desa, antara lain :
a. Pertumbuhan Ekonomi Desa Merata
- PDB Desa rata-rata di atas Rp 30 juta
- Pekerja sektor formal minimal 51%
- Terdapat akses permodalan formal, dan UMKM mendapat aksesnya
- Tingkat pengangguran terbuka 0%
- PKTD menyerap >50% penganggur di desa
- Angkatan kerja baru yang dilatih mencapai 100%
- Tempat kerja memiliki fasilitas kesehatan dan keamanan mencapai 100%
- Wisatawanmeningkat, dan kontribusi wisata mencapai 8% PDB Desa
b. Infrastruktur dan Inovasi Desa sesuai Kebutuhan
- Jalan kondisi baik mencapai 100%
- Dermaga/tambatan perahu kondisi baik mencapai 100%
- Laju pertumbuhan industri rumah tangga, kecil dan menengah di atas pertumbuhan PDB Desa
- Kontribusi industri pengolahan 8% PDB Desa
- Industri yang mencemari udara mencapai 0%
c. Desa Tanpa Kesenjangan
- Koefisien Gini desa di bawah 0,200
- Tingkat kemiskinan 0%
- Status perkembangan desa A (setara mandiri)
- Indeks kebebasan sipil mencapai skor 100
- Jumlah pekerja peserta BPJS Ketenagakerjaan mencapai 100%
- Tersedia perdes/SK Kades tentang advokasi pekerja migran
d. Konsumsi dan Produksi Desa Sadar Lingkungan
- Tersedia Perdes/SK Kades tentang kegiatan usaha yang tidak menimbulkan pencemaran dan pengelolaan limbah serta sampah rumah tangga
- Tersedia unit pengolah sampah
3. Desa Peduli Kesehatan
Tipe ini memiliki 3 tujuan dari SDGs Desa, antara lain :
a. Desa Sehat dan Sejahtera
- BPJS Kesehatan mencapai 100% penduduk
- Unmeet need pelayanan kesehatan mencapai 0%
- Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan dan menggunakan tenaga kesehatan terampil mencapai 100%
- Angka kematian ibu per 100 ribu kelahiran hidup mencapai 0
- Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup mencapai 0
- Imunisasi dasar lengkap pada bayi mencapai 100%
- Prevalensi HIV, TBC, tekanan darah tinggi, obesitas, narkoba mencapai 0%
- Jumlah RT yang menjalankan eliminasi malaria, kusta, filariasis (kaki gajah) mencapai 100%
- Persentase perokok <18 tahun mencapai 0%
- Posyandu yang menangani kesehatan jiwa pada 100% RT
- Korban penyalahgunakan NAPZA (narkoba) 100% ditangani panti rehabilitasi sosial
- Korban mati dan luka berat akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 0%
- Prevalensi pemakaian kontrasepsi jangka pendek dan jangka panjang pada orang menikah usia produktif (usia 18-49 tahun) mencapai 100%
- Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (age specific fertility rate/ASFR) mencapai 0%
- Total Fertility Rate (TFR) di bawah 1,5
b. Desa Layak Air Bersih dan Sanitasi
- Akses terhadap layanan air minum dan sanitasi layak mencapai 100% keluarga
- Keluarga dan industri yang dilayani air baku mencapai 100%
- Keluarga dan industri pengguna fasilitas air limbah dan lumpur tinja mencapai 100%
- Kualitas sumber air tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa di seluruh RT
- Terdapat perdes/SK Kades tentang penggunaan air tanah, tata kelola sumber daya air
- Pengurangan ongkos air irigasi pada industri bagi yang menerapkan air limbah yang aman untuk pertanian
- Tersedianya perdes/SK Kades pelestarian lingkungan di sekitar aliran sungai
- Tersedianya informasi dari stasiun hidrologi dan klimatologi terdekat
- Tersedianya informasi sumber daya air
- Jumlah mata air tetap (tidak berkurang)
- Terdapat kegiatan penanaman pohon disekitar aliran dan pengerukan sungai serta danau
- Air danau dan sungai tidak berwrna, tidak berbau, tidak berasa
- Tidak ada lahan tandus dan erosi
c. Kawasan Pemukiman Desa Aman dan Nyaman
- Rumah kumuh mencapai 0%
- Pengamanan dilaksanakan di 100% RT
- Keluarga, orang tua, perempuan dan difabel pengguna moda transportasi umum >50%
- Penduduk yang pindah ke kota <15%
- Swsta dan organisasi kemasyarakatan cangkrukan untuk pembangunan desa
- Budaya yang dilestarikan mencapai 100%
- Indeks resiko bencana (IRB) seluruh RT mencapai 0%
- Tersedia peringatand ini bencana
- Terdapat pengolahan sampaj dan Penanganan sampah keluarga mencapai 100%
- Terdapat taman/lapangan di desa
4. Desa Peduli Linkungan
Tipe ini memiliki 3 tujuan dari SDGs Desa, antara lain :
a. Desa Peduli Lingkungan Laut
- Tersedia perdes/SK Kades tentang tata ruang desa dan perlindungan sumberdaya laut
- Penangkapan ikan meningkat secara wajar (tidak eksploitatif) sesuai jenis ikan
- Luas kawasan konservasi perairan minimal 33% dari luas desa
- Tidak ada illegal fishing
b. Desa Peduli Lingkungan Darat
- Tersedia perdes/SK Kades tentang pelestarian keanekaragaman hayati
- Luas kawasan lahan terbuka minimal 33% dari luas desa
- Luas lahan hutan rusak dan lahan kritis di hutan mencapai 0%, pemanfaatan kayu dari hutan yang direstorasi
- Peningkatan satwa yang terancam punah >50%
- Perusak lingkungan yang dipidana mencapai 100%
5. Desa Peduli Pendidikan
Tipe ini memiliki 1 tujuan dari SDGs Desa.
a. Pendidikan Desa Berkualitas
- Akses anak ke SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA berakreditasi minimal B mencapai 100%
- Akses anak ke pesantren mencapai 100%
- APK PAUD/TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA mencapai 100%
- APM PAUD/TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA laki-laki dan perempuan mencapai 100%
- Angka melek aksara latin dan non latin pada penduduk usia di atas 15 tahun mencapai 100%
- Rata-rata lama sekolah penduduk >20 tahun mencapai 12 tahun
- Tersedia Taman Bacaan Masyarakat atau perpustakaan
6. Desa Ramah Perempuan
Tipe ini memiliki 1 tujuan dari SDGs Desa.
a. Keterlibatan Perempuan Desa
- Perdes/SK Kades yang responsif gender mendukung pemberdayaan perempuan minimal 30%
- Terdapat perdes/SK Kades yang menjamin perempuan untuk mendapatkan pelayanan, informasi, dan pendidikan terkait keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
- Prevalensi kasus kekerasan terhadap anak perempuan mencapai 0%
- Kasus kekerasan terhadap perempuan yang mendapat layanan komprehensif mencapai 100%
- Median usia kawin pertama perempuan (pendewasaan usia kawin pertama) di atas 18 tahun
- Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (age specific fertility rate/ASFR) mencapai 0%
- APK SMA/SMK/MA/sederajat mencapai 100%
- Persentase jumlah perempuan di Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan perangkat desa minimal 30%
- Persentase jumlah perempuan yang menghadiri musdes dan berpartisipasi dalam pembangunan desa minimal 30%
- Unmeet need kebutuhan ber-KB mencapai 0%, dan Pasangan Usia Subur (PUS) memahami metode kontrasepsi modern minimal 4 jenis
7. Desa Bejejaring
Tipe ini memiliki 1 tujuan dari SDGs Desa.
a. Kemitraan Untuk Pembangunan Desa
- Rasio penerimaan perpajakan terhadap PDB Desa di atas 12% per tahun
- Terdapat kerja sama desa dengan desa lain, pihak ketiga, dan lembaga internasional
- Tersedia jaringan internet tetap (wifi) dan mobile (handphone) berkecepatan tinggi
- Komoditas desa yang diekspor meningkat
- Informasi kondisi sosial dan ekonomi desa dapat diakses publik
- Tersedia data statistik desa setiap tahun, aplikasi statistik dan petugas bidang statistik di desa
- Tersedia data SDGs setiap tahun
8. Desa Tanggap Budaya
Tipe ini memiliki 2 tujuan dari SDGs Desa, antara lain :
a. Desa Damai Berkeadilan
- Kriminalitas, perkelahian, KDRT, kekerasan terhadap anak mencapai 0%
- Terselenggara gotong royong antar penduduk berbeda agama, ras, golongan
- Pekerja anak mencapai 0%
- Perdagangan manusia mencapai 0%
- Tersedia layanan hukum untuk orang miskin, orang miskin yang memperoleh bantuan hukum mencapai 0%
- Proses pengadaan barang dan jasa terbuka untuk publik
- Laporan pertanggungjawaban Kades dan laporan keuangan diterima dalam Musdes
- SOTK pemerintahan desa sesuai peraturan yang berlaku
- Tingkat kepuasan layanan pemerintah desa tinggi
- Perempuan dalam BPD dan peragkat desa mencapai minimal 30%
- Indeks lembaga demokrasi, kebebasan sipil, dan hak politik mencapai 100
- Cakupan kepemilikan akte kelahiran 100%
- Penanganan terhadap aduan pelanggaran karena suku, agama, ras, dan golongan mencapai 100%
- Dokumen perencanaan dan keuangan desa dapat diakses publik, disediakan dalam waktu sehari, dan seluruh pengaduan informasi ditangani
b. Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif
- Kegiatan tolong menolong yang didasarkan pada ajaran agama
- Tokoh agama berpartisipasi dalam musdes dan implementasi pembangunan desa
- Terdapat kegiatan santunan/pemeliharaan anak yatim dan orang miskin
- SOTK pemerintah desa sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
- Pelaksanaan musdes minimal 4 kali setahun
- Tersedia dokumen RPJMDes, RKPDes, APBDes
- Tersedia peta batas desa yang telah ditetapkan oleh bupati/walikota
- Bumdes/ma terakreditasi minimal B
- Budaya yang dilestarikan mencapai 100%, lembaga adat aktif
- Penyelesaian masalah sosial melalui pendekatan budaya >50%
- Aset desa meningkat
- Lembaga kemasyarakatan desa yang ikut musdes >30%